Monday, September 27, 2010

Syarat-syarat Boleh Melakukan Maksiat

by Reren Nasha

Seorang lelaki menemui Ibrahim bin Adham ra. lalu berkata,”Wahai Aba Ishak! Selama ini aku gemar bermaksiat. Tolong berikan aku nasihat.”
Setelah mendengar perkataan tersebut, Ibrahim ra berkata, “jika kamu mau menerima lima syarat dan mau melaksanakannya, maka boleh saja kamu melakukan maksiat.”
Lelaki itu dengan penasaran bertanya, ”Apa saja syarat-syarat itu, wahai Aba Ishak?”
Ibrahim bin Adham berkata, ”Syarat pertama, jika kamu mau bermaksiat kepada Allah, jangan memakan rizkinya.”
Ia mengeryitkan keningnya seraya berkata, lalu aku mau makan dari mana? Bukankah semua yang ada di bumi ini rezeki Allah?”
”Ya” tegas Ibrahim bin Adham, ”Kalau kamu sudah memahaminya, masih pantaskah memakan rezekinya sementara kamu selalu berkeinginan melanggar larangan-Nya?”
”Baiklah,” jawab lelaki itu menyerah. ”Lalu apa lagi yang berikutnya?”
”Kalau kamu mau bermaksiat, jangan tinggal di bumi-Nya!” Ibrahim bin Adham ra lebih tegas menjawabnya.
Syarat ini membuat lelaki itu kaget setengah hati. Ibrahim kembali berkata kepanya, ”Wahai Abdullah, pikirkanlah, apakah kamu layak memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya sementara kamu melanggar larangan-Nya?”
”Ya, Anda benar” kembali lelaki itu pasrah. ”Lalu apa syarat yang ketiga?”
”Kalau kamu masih mau bermaksiat, carilah tempat tersembunyi yang tidak dapat terlihat oleh-Nya!”
Syarat ini kembali membuat lelaki itu terperanjat. ”Wahai Ibrahim, ini nasihat macam apa?” Mana mungkin Allah tidak melihat kita?”
”Nah kalau memang yakin demikian, apakah kamu masih berkeinginan berlaku maksiat?” ucapan ini membuat lelaki itu kembali tak berkutik dan harus membenarkan semua ucapan sang imam.
”Baiklah, Aba Ishak, kini apa lagi berikutnya?”
”Kalau malaikat maut datang hendak mencabut ruhmu, katakanlah kepadanya, mundurkan kematianku dulu.Aku masih mau bertaubat dan melakukan amal shalih.”
Kembali lelaki itu menggelengkan kepala dan segera tersadar. ”Wahai Ibrahim, mana mungkin malaikat maut akan memenuhi permohonanku.”
”Wahai Abdallah, kalau kamu sudah meyakini bahwa kamu tidak bisa menunda dan mengundurkan datangnya kematianmu, lalu bagaimana engkau bisa lari dari murka Allah?”
”Baiklah, apa syarat yang kelima?”
Ibrahim bin Adham ra sekali lagi berpetuah kepada lelaki itu, ”WahaiAbdullah, kalau malaikat zabaniyah datang hendak menggiringmu ke neraka di Hari Kiamat nanti, jangan engkau mau ikut bersamanya.”
Perkataan tersebut membuat lelaki itu sadar. Dia berkata, ”Wahai Aba Ishak, sudah pasti malaikat itu tidak membiarkan aku menolak kehendaknya!”
”Kalau begitu, bagaimana kamu dapat menyelematkan diri, Wahai Abdullah?”
Ia tidak tahan lagi mendengar perkataan Ibrahim. Dia menangis dan dengan wajah penyesalan berkata, ”Ibrahim, cukup, jangan kamu teruskan lagi. Mulai saat ini aku bertaubat kepada Allah.”
Sejak itu, benar-benar bertaubat kepada Allah Swt. Semua ibadah ia tekuni dengan baik dan penuh kekusyu’an hingga menemui ajalnya.

Sumber: Khazanah Sabili no. 14 th.IX

No comments:

Post a Comment